Minggu, 08 Juni 2014

Program Keaksaraan PKBM Karya Usaha Kec Jetis











STRATEGI NETWORKING DAN FUNDRAISING BAGI PENGUATAN PROGRAM TBM



STRATEGI NETWORKING DAN FUNDRAISING

BAGI PENGUATAN PROGRAM TBM
Muhsin Kalida

Pendahuluan

Proses pembangunan berdasarkan ekonomi pertumbuhan, tanpa kontrol yang maksimal, ternyata membawa dampak serius pada masyarakat. Termasuk diantaranya adalah munculnya krisis multidimensi yang panjang dan semakin tak berujung di berbagai daerah di penjuru nusantara. Satu sisi, merupakan masalah yang menimbulkan kegelisahan masyarakat danakademik, di sisi yang lain merupakan tantangan bagi para pegiat literasi di Indonesia.
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) melihat fenomena yang demikian, harus lebih kreatif, minimal memiliki ‘ngeh’ untuk berbuat sesuatu. TBM dalam ‘berbuat sesuatu’, tentu harus didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai, terutama di bidang pendanaan. Jangan sampai TBM laa yamuutu walaa yahya, TBM on-off, bahkan mati, karena tidak memiliki dana. Maka, TBM harus memiliki kemampuan di bidang networking atau fundraising.  TBM harus survival dan meningkatkan kreatifitas untuk membuka mata, buka hatid an bahkan buka dompetpara donatur untuk berperan aktif dalam gerakan literasi melalui TBM.  
TBM harus kreatif, tidak hanya bergantung dan menggantungkan diri pada institusi pemerintah. TBM berfungsi tidak hanyamenajamkanvisi dan orientasi, tetapi juga harus meningkatkan program aksi. Maka, TBM dihadapkanpadatuntutanpengembanganataubahkanperubahan-perubahanparadigmdanorientasi yang baru. Karena pengelola TBM selainmenjadipengembangkelembagaan, ternyatajugaharusmenyiapkandiri sebagai social agentdanpengabdimasyarakat, menjadi center of excellencedalambidangpengembangan budaya baca masyarakat.
Kelemahan Umum TBM
Menurut hasil survei penulis, banyak TBM yang masih menggantungkan diri pada institusi, sehingga penulis berkesimpulan, minimal secara umum ada 4 (empat) kelemahan yang seharusnya tidak terjadi pada TBM, yaitu capacity building, networking, fundraising dan publishing.
a)      Capasity Buliding
TBM seharusnya menjadi lembaga yang senantiasa berlatih mandiri, kreatif, tidak bergantung dan menggantungkan institusi (pemerintah). Karena pemerintahlah yang seharusnya memiliki konsekuensi dan memfasilitasi dalam pengembangan TBM. Disamping itu pula, pengelolaan TBM yang hanya terkesan sampingan, maka menimbulkan tidak adanya tanggungjawab kelembagaan dalam menejemen, sehingga sering ditemukan kasus kelembagaan, misalnya rangkap jabatan, TBM hanya nebeng, TBM sebagai pelengkap, tentu hal ini kurang profesional, dan menunjukkan secara umum menejemen TBM masih sangat lemah. 
b)      Networking
Pentingnya sinergitas antar lembaga, merupakan modal utama sebuah TBM, hal ini menjadi urgen, karena TBM tidak bisa hidup sendiri.Mencari simpati dalam menjalin kerjasama bagaikan menggalang dan supaya lembaga tetap survival (hidup terus). Secara umum greget TBM untuk bermitra usaha masih minim, padahal lembaga mitra harus dicari dan dijalin. Ambisikan TBM menciptakan mitrakerja sebanyak mungkin, baik dengan institusi pemerintah maupun dunia usaha. Wacanakan pengelolaTBM juga seorang ahli networking, bagaimana menciptakan mitra kerja dan bagaimana memelihara hubungan dengan mitra kerja. Ini penting, karena pemerintah tidak selamanya akan memberi bantuan, melainkan TBM itu sendiri harus menciptakan jaringan supaya TBM tetap survival dan sustainable.   
c)      Fundraising
Kelemahan ke tigaadalah fundraising, yaitu strategi penggalangan dana dan menggalangsimpatisan. Fundraising adalah proses mempengaruhi masyarakat baik perorangan atau lembaga agar menyalurkan dana kepada TBM. TBM bukan lembaga peminta, tetapi TBM sebagai lembaga yang memiliki grand design untuk menawarkan program unggulannya, sehingga tidak terkontaminasiolehbudayameminta-minta. Meminta itu tidak salah, tetapi juga tidak selamanya dipelihara. Mengapa ini menjadi kelemahan?, karena banyak TBM mati gara-gara tidak memiliki dana operasional. Kenapa tidak memiliki dana?, karena tidak memiliki ilmu untuk menggalang dana.
d)     Publishing
Kelemahan TBM yang juga menonjoladalah di bidangkemampuansosialisasi. Supaya TBM dikenal, dibutuhkan dan dimanfaatkan untuk mencerdaskan masyarakat, kegiatan sebesar apapun di TBM, sebaiknya dipublikasikan. Kegiatan besar di TBM, jika tidak dipublikasikan akan tidak bermakna untuk pengembangan lembaga. Tetapi kegiatan kecil akan bermakna dan memiliki kekuatan harga tawar TBM, jika dipublikasikan. Maka dari itu sangat penting sekali jika TBM harus menjalin kerjasama dengan berbagai media, baik elektronik maupun cetak.

PentingnyaNetworkinr dan Fundraising Bagi TBM
Pentingnya networking dan fundraisingbagi TBM adalahsebagaiberikut;
a)    Survival,setiap TBM membutuhkandanauntukmembiayaioperasionalkegiatan, minimal untukberlangsungnyaoperasional TBM. Tanpadana TBM tidakakanberoperasi.
b)   TBM membutuhkandanauntukmelakukanpengembangandanmemperbesarskalaprogramnya, olehsebabitudana yang dibutuhkandariwaktukewaktudituntutsemakinbesar.
c)    Dana bagi TBM penting untuk memper kuat posisi tawar, semakin besar TBM dapat menghimpun dana, maka akan semakin kuat independensinya terhadap pihak lain.
d)   TBM selain meraih dana, juga semakin banyak pendukung, sehingga memperbesar dana berarti juga memperbesar sumber.
e)    TBM perlu tetap eksis dalam jangka panjang, instrument untuk menjamin kelangsungan dan keberlanjutan TBM, perlu dana.
Kiat TBM dalam Networking
Ada beberapa kiat yang bisa dipertimbangkan untuk menciptakan pelayanan dalam networkingTBM, yaitu;
a)    Menentukan basis TBM, menciptakan suatu produk yang terbaik, karena kualitas (produk atau pelayanan) yang jauh lebih lama diingat dari pada uang yang dikeluarkan dan sering dilupakan orang.
b)   Mengenali mitra secara mendalam, sebab dialah yang akan kita puaskan, disamping juga mengenali pesaing TBM.
c)    Menciptakan dan mempertajam visi, buatlah visi berada dalam pandangan tetapi lebih sedikit dari jangkauan, sementaramisimembawadari masa laludanmembuatsemangatjuangke masa depan.
d)   Menentukansaat-saatberharga,
e)    Memberipelayanan yang baikkepadasemua orang,
f)    Menciptakan pengalaman layanan yang mesra. Pelayanan yang baik bukan sekedar memberi senyuman, tetapi bagaimana membuat mitra tersenyum.
g)   Mengubah keluhan menjadi senyuman. Keluhan bisa menjadi guru yang baik, tetapi persoalannya bagaimana menggali keluhan.
h)   Menciptakan hubungan yang sedemikian dekat dengan donatur,
i)     Merancang dan menerapkan standard pelayanan. Pelayanan bisa dilakukan oleh setiap lini dari lembaga, mengenali dan memberi penghargaan untuk pelayanan yang istimewa.
j)     Senantiasa mengembangkan program pelayanan, belajar dan kuasai lebih banyak bagaimana membuat komponen masyarakat suka kepada pelayanan dan pengelolaan TBM, dan mengusahakan hal ini sebagai sistem.

Kiat TBM dalam Fundraising 
Sebagaimana dijelaskan di atas, inti fundraising adalahmenawarkan program unggulan, atau kualitaskinerjalembaga TBM kepadacalon donatur, sehinggamasyarakatmendukungdanberpartisipasi, baik berupadana, sumberdaya non dana, dukunganmaupun simpati.
TBM itui barat sebuah benda mungil yang sangat berarti. Maka pengelola TBM, hendaknya memiliki kemampuan untuk menawarkan barang mungil tersebut, ibarat marketing, pengelola harus mampu ‘menjual’-nya kepada calon pembeli.

 

Teknik Penggalangan Dana

Sebagaimana diterangkan dalam kiat-kiat pengembangan lembaga di atas, maka ada beberapa teknik fundraising yang bisa dicoba TBM.

a)      Face To Face

Kegiatan menggalang dana dengan face to face diantaranya adalah dengan mengadakan pertemuan orang perorang di suatu tempat, kunjungan pribadi ke rumah, berbicara / pidato di sebuah acara, atau bisa juga membuat presentasi dalam pertemuan khusus

Yang dibutuhkan dalam teknikface to face adalah fundraiser harus memiliki kemampuan bagus dalam berbicara dan presentasi, staf dan volunteer yang mampu melakukan pendekatan kepada calon donatur, juru kampanye di berbagai event, dan materi kampanye yang bisa mengilustrasikan apa yang sudah dikerjakan.

b)      Direct Mail
Yaitu sebuah permintaan / penawaran tertulis untuk menyumbang yang didistribusikan dan dikembalikan lewat surat. Tujuan direct mail adalah pencarian donor dengan menjaring penyumbang baru, memperbarui donor yang sudah dimiliki minimal satu tahun, mencarisumbangandari donor yang sudahadauntuktujuankhususatau program khusus, sumbanganterencana, mengidentifikasidonatur, dan penyumbang tetap yang potensial dan prospektif.
Manfaatdirectmail adalah keuntungan yang terus menerus dan dapat diandalkan, memperluasbasis donor individual, memperbesarkonstituen dan mendidikkonstituententangpersoalanterbaru yang perlumendapatperhatian
Komponenutamadirectmailadalah amplop,surat, amplop / prangkobalasan, kuponatauformulirkesediaan, instrumentpendukung lain, brosur, liflet, foto, dan lain-lain.
Ada beberapa factor penentukeberhasilan direct maildiantaranya adalah identifikasicalondonatorprospektif, waktu, image ataupenampilansurat, isisurat, manajemendonatur dan data base. Maka untuk mewujudkan penggalangan dana model direct mail dibutuhkan keahlian, diantaranya kemampuanmenulissecaraefektif, membuatpaketsurat yang murah, pengetahuan jumlah dana yang harus diminta, perencanaandanmanajemen program, memilih data base yang dibutuhkan, mengetahuijumlahrespon yang diharapkan, dan mengevaluasihasilkerja.
c)      Special Event
Yaitumenggelaracara-acarakhususfundraisingataumemanfaatkanacara-acaratertentu  yang dihadiriolehbanyak orang untukmenggalangdana. Bentuknyabiasbazar, lelang, makanmalam, festival, tour, konserataupementasanmusik, turnamenataulomba, dan lain-lain.
Keuntunganspecialeventantara lain kegiatanakanmenyenangkan, kegiatanituakanmempublikasikanorganisasi, menarik perhatian anggota dan aktivis baru, latihankepemimpinan yang baik, dan kegiatantersebutmenarikperhatianbanyak orang. Tetapi kergian kegiatan ini adalah memerlukanbanyakwaktudalamperencanaandanpersiapan, memerlukanbanyaktenaga, selalumenghasilkanpendapatanbersih yang rendahpadasaatmemulai.
Komponen special eventyang harus disiapkan adalah sponsor,  media, pendukungacara,  audiens, dan proses pengumpulansumbangan. Sedangkan pelaksana event, bisa dikelolasendiri secara mandiri, menyewa event organizer, atau melibatkan volunteer.
d)      Campaign
Yaitustrategipenggalangandanadengancaramelakukankampanyelewatberbagai media komunikasi. Kegiatan ini pada umumnya menggunakan Poster,  Brosur,  Spanduk,  Liflet,  Stiker, mediacetak, elektronika, internet, dan sebagainya. Fungsi Media Campaign adalah komunikasidanpromosi program, Merawatdonatur dan Mendapatkanpenghasilan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa Iklan, Laporankeuangan, Liputan program, Profildonatur atau Profilpenerimabantuan.

Penutup
      Experience is the best teacher, pengalamanadalah guru yang terbaik. Menirupengalaman yang berharga yang dimiliki orang lain merupakansatucara yang efektifuntukbelajarnetworkingdan fundraising. Kerjasama yang efektifmembutuhkankerjakeras, kemampuanberkomunikasidanpengetahuan yang cukupmendalamdengansegalatekniknya.Tulisan ini adalah sebagian terkecil dari pola dan strategi networkingdan fundraising TBM yang sebenarnya sudah popular itu. Tetapi kita berharap dari yang kecil ini bisa menumbuhkan potensi dini yang belum tumbuh, sehingga bisa memberi peluang yang lebih besar untuk berinisiatif dan berkreasi bagi organisasi-organisasi pemuda Islam di negeri ini. Wallahu’alambishawab.


Muhsin Kalida, pengelola TBM Cakruk Pintar dan ketua Forum TBM DIY