Wahana Belajar masyarakat Sepanjang Hayat https://www.facebook.com/pkbm.karyausahaponorogo
Sabtu, 21 Juni 2014
Minggu, 08 Juni 2014
STRATEGI NETWORKING DAN FUNDRAISING BAGI PENGUATAN PROGRAM TBM
STRATEGI NETWORKING
DAN FUNDRAISING
BAGI PENGUATAN
PROGRAM TBM
Pendahuluan
Proses
pembangunan berdasarkan ekonomi pertumbuhan, tanpa kontrol yang maksimal, ternyata membawa dampak serius
pada masyarakat. Termasuk diantaranya adalah munculnya krisis
multidimensi yang panjang dan semakin tak berujung di
berbagai daerah di penjuru nusantara. Satu sisi, merupakan masalah
yang menimbulkan kegelisahan masyarakat danakademik, di sisi yang lain
merupakan tantangan bagi para pegiat literasi di Indonesia.
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
melihat fenomena yang demikian, harus lebih kreatif, minimal memiliki ‘ngeh’ untuk berbuat sesuatu. TBM dalam
‘berbuat sesuatu’, tentu harus didukung dengan berbagai sarana dan prasarana
yang memadai, terutama di bidang pendanaan. Jangan sampai TBM laa yamuutu walaa yahya, TBM on-off, bahkan mati, karena tidak
memiliki dana. Maka, TBM harus memiliki kemampuan di bidang networking atau fundraising. TBM harus
survival dan meningkatkan kreatifitas untuk membuka mata,
buka hatid an bahkan buka ‘dompet’ para donatur untuk berperan aktif dalam gerakan
literasi melalui TBM.
TBM harus kreatif, tidak
hanya bergantung dan menggantungkan diri pada institusi pemerintah. TBM
berfungsi tidak hanyamenajamkanvisi dan orientasi, tetapi juga harus meningkatkan
program aksi. Maka, TBM
dihadapkanpadatuntutanpengembanganataubahkanperubahan-perubahanparadigmdanorientasi
yang baru. Karena pengelola TBM selainmenjadipengembangkelembagaan, ternyatajugaharusmenyiapkandiri sebagai social
agentdanpengabdimasyarakat, menjadi center of excellencedalambidangpengembangan budaya baca masyarakat.
Kelemahan Umum TBM
Menurut hasil survei
penulis, banyak TBM yang masih menggantungkan diri pada institusi, sehingga
penulis berkesimpulan, minimal secara umum ada 4 (empat)
kelemahan yang seharusnya tidak terjadi pada TBM, yaitu capacity
building, networking, fundraising dan publishing.
a)
Capasity Buliding
TBM
seharusnya menjadi lembaga yang senantiasa berlatih mandiri, kreatif, tidak
bergantung dan menggantungkan institusi (pemerintah). Karena pemerintahlah yang
seharusnya memiliki konsekuensi dan memfasilitasi dalam pengembangan TBM.
Disamping itu pula, pengelolaan TBM yang hanya terkesan sampingan, maka
menimbulkan tidak adanya tanggungjawab kelembagaan dalam menejemen, sehingga
sering ditemukan kasus kelembagaan, misalnya rangkap jabatan, TBM hanya nebeng, TBM sebagai pelengkap, tentu hal
ini kurang profesional, dan menunjukkan secara umum menejemen TBM masih sangat
lemah.
b) Networking
Pentingnya sinergitas antar lembaga, merupakan modal utama sebuah TBM, hal
ini menjadi urgen, karena TBM tidak bisa hidup sendiri.Mencari simpati dalam menjalin kerjasama bagaikan menggalang dan supaya lembaga tetap survival (hidup terus). Secara umum greget TBM untuk bermitra usaha masih minim, padahal lembaga mitra
harus dicari dan dijalin. Ambisikan TBM menciptakan mitrakerja sebanyak mungkin,
baik dengan institusi pemerintah maupun dunia usaha. Wacanakan pengelolaTBM juga
seorang ahli networking,
bagaimana menciptakan mitra kerja dan bagaimana memelihara hubungan dengan mitra kerja.
Ini penting, karena pemerintah tidak selamanya akan memberi bantuan, melainkan TBM
itu sendiri harus menciptakan jaringan supaya TBM tetap survival dan sustainable.
c)
Fundraising
Kelemahan ke tigaadalah fundraising, yaitu strategi
penggalangan dana dan menggalangsimpatisan. Fundraising adalah proses
mempengaruhi masyarakat baik perorangan atau lembaga agar menyalurkan dana kepada TBM.
TBM bukan lembaga peminta, tetapi TBM sebagai lembaga yang memiliki grand design untuk menawarkan program
unggulannya, sehingga tidak terkontaminasiolehbudayameminta-minta. Meminta itu
tidak salah, tetapi juga tidak selamanya dipelihara. Mengapa ini menjadi
kelemahan?, karena banyak TBM mati gara-gara tidak memiliki dana operasional.
Kenapa tidak memiliki dana?, karena tidak memiliki ilmu untuk menggalang dana.
d)
Publishing
Kelemahan TBM
yang juga menonjoladalah
di bidangkemampuansosialisasi. Supaya TBM dikenal, dibutuhkan dan dimanfaatkan untuk mencerdaskan
masyarakat, kegiatan sebesar apapun di TBM, sebaiknya dipublikasikan. Kegiatan
besar di TBM, jika tidak dipublikasikan akan tidak bermakna untuk pengembangan
lembaga. Tetapi kegiatan kecil akan bermakna dan memiliki kekuatan harga tawar
TBM, jika dipublikasikan. Maka dari itu sangat penting sekali jika TBM harus
menjalin kerjasama dengan berbagai media, baik elektronik maupun cetak.
PentingnyaNetworkinr dan Fundraising
Bagi TBM
Pentingnya networking
dan fundraisingbagi TBM adalahsebagaiberikut;
a)
Survival,setiap TBM
membutuhkandanauntukmembiayaioperasionalkegiatan, minimal
untukberlangsungnyaoperasional TBM. Tanpadana TBM tidakakanberoperasi.
b)
TBM membutuhkandanauntukmelakukanpengembangandanmemperbesarskalaprogramnya,
olehsebabitudana yang dibutuhkandariwaktukewaktudituntutsemakinbesar.
c) Dana bagi TBM
penting untuk memper kuat posisi tawar, semakin besar TBM dapat menghimpun dana,
maka akan semakin kuat independensinya terhadap pihak lain.
d) TBM selain meraih dana,
juga semakin banyak pendukung,
sehingga memperbesar dana berarti juga memperbesar sumber.
e) TBM
perlu tetap eksis dalam jangka panjang, instrument untuk menjamin kelangsungan dan keberlanjutan
TBM, perlu dana.
Kiat TBM dalam Networking
Ada beberapa kiat yang bisa dipertimbangkan
untuk menciptakan pelayanan dalam networkingTBM, yaitu;
a)
Menentukan basis TBM, menciptakan suatu produk
yang terbaik, karena kualitas (produk atau pelayanan) yang jauh lebih lama
diingat dari pada uang yang dikeluarkan dan sering dilupakan orang.
b)
Mengenali mitra secara mendalam, sebab
dialah yang akan kita puaskan, disamping juga mengenali pesaing TBM.
c) Menciptakan dan mempertajam visi, buatlah visi berada dalam pandangan tetapi lebih sedikit dari jangkauan, sementaramisimembawadari masa
laludanmembuatsemangatjuangke masa depan.
d) Menentukansaat-saatberharga,
e)
Memberipelayanan yang baikkepadasemua orang,
f)
Menciptakan pengalaman
layanan yang mesra. Pelayanan yang baik bukan sekedar memberi senyuman, tetapi
bagaimana membuat mitra tersenyum.
g)
Mengubah keluhan menjadi
senyuman. Keluhan bisa menjadi guru yang baik, tetapi persoalannya bagaimana
menggali keluhan.
h)
Menciptakan hubungan yang
sedemikian dekat dengan donatur,
i)
Merancang dan menerapkan
standard pelayanan. Pelayanan bisa dilakukan oleh setiap lini dari lembaga,
mengenali dan memberi penghargaan untuk pelayanan yang istimewa.
j)
Senantiasa mengembangkan
program pelayanan, belajar dan kuasai lebih banyak bagaimana membuat komponen
masyarakat suka kepada pelayanan dan pengelolaan TBM, dan mengusahakan hal ini
sebagai sistem.
Kiat TBM dalam Fundraising
Sebagaimana dijelaskan di atas, inti fundraising
adalahmenawarkan program unggulan, atau kualitaskinerjalembaga TBM kepadacalon
donatur, sehinggamasyarakatmendukungdanberpartisipasi, baik berupadana,
sumberdaya non dana, dukunganmaupun simpati.
TBM itui barat sebuah benda mungil yang sangat berarti. Maka
pengelola TBM, hendaknya memiliki kemampuan untuk menawarkan barang mungil
tersebut, ibarat marketing, pengelola harus mampu ‘menjual’-nya kepada calon pembeli.
Teknik Penggalangan Dana
Sebagaimana
diterangkan dalam kiat-kiat pengembangan lembaga di atas, maka ada beberapa
teknik fundraising yang bisa dicoba TBM.
a) Face To Face
Kegiatan menggalang dana dengan face to face diantaranya adalah dengan mengadakan pertemuan orang perorang di suatu tempat, kunjungan pribadi ke rumah, berbicara / pidato di sebuah acara, atau bisa juga membuat presentasi dalam pertemuan khusus
Yang dibutuhkan dalam teknikface to face adalah fundraiser harus memiliki kemampuan bagus dalam berbicara dan presentasi, staf dan volunteer yang mampu melakukan pendekatan kepada calon donatur, juru kampanye di berbagai event, dan materi kampanye yang bisa mengilustrasikan apa yang sudah dikerjakan.
b)
Direct
Mail
Yaitu sebuah permintaan /
penawaran tertulis untuk menyumbang yang didistribusikan dan dikembalikan lewat
surat. Tujuan
direct mail adalah pencarian donor dengan
menjaring penyumbang baru, memperbarui donor yang sudah dimiliki minimal satu tahun, mencarisumbangandari donor yang
sudahadauntuktujuankhususatau program khusus, sumbanganterencana, mengidentifikasidonatur, dan penyumbang tetap yang
potensial dan prospektif.
Manfaatdirectmail adalah keuntungan yang terus menerus dan dapat
diandalkan, memperluasbasis donor individual, memperbesarkonstituen dan mendidikkonstituententangpersoalanterbaru yang
perlumendapatperhatian
Komponenutamadirectmailadalah amplop,surat, amplop / prangkobalasan, kuponatauformulirkesediaan, instrumentpendukung lain, brosur, liflet, foto,
dan lain-lain.
Ada beberapa factor penentukeberhasilan direct maildiantaranya
adalah identifikasicalondonatorprospektif, waktu, image
ataupenampilansurat, isisurat, manajemendonatur dan data base. Maka untuk mewujudkan
penggalangan dana model direct mail dibutuhkan keahlian, diantaranya kemampuanmenulissecaraefektif,
membuatpaketsurat yang murah, pengetahuan jumlah dana
yang harus diminta, perencanaandanmanajemen
program, memilih data base yang dibutuhkan, mengetahuijumlahrespon yang
diharapkan, dan mengevaluasihasilkerja.
c) Special Event
Yaitumenggelaracara-acarakhususfundraisingataumemanfaatkanacara-acaratertentu yang dihadiriolehbanyak orang
untukmenggalangdana. Bentuknyabiasbazar,
lelang, makanmalam, festival, tour, konserataupementasanmusik, turnamenataulomba,
dan lain-lain.
Keuntunganspecialeventantara lain kegiatanakanmenyenangkan,
kegiatanituakanmempublikasikanorganisasi, menarik perhatian anggota dan aktivis baru, latihankepemimpinan yang baik, dan
kegiatantersebutmenarikperhatianbanyak orang. Tetapi kergian kegiatan ini
adalah memerlukanbanyakwaktudalamperencanaandanpersiapan,
memerlukanbanyaktenaga, selalumenghasilkanpendapatanbersih yang
rendahpadasaatmemulai.
Komponen special eventyang
harus disiapkan adalah sponsor,
media, pendukungacara, audiens, dan proses pengumpulansumbangan. Sedangkan pelaksana event, bisa dikelolasendiri secara mandiri, menyewa event organizer, atau melibatkan volunteer.
d) Campaign
Yaitustrategipenggalangandanadengancaramelakukankampanyelewatberbagai
media komunikasi. Kegiatan ini pada umumnya menggunakan Poster, Brosur,
Spanduk, Liflet, Stiker, mediacetak, elektronika, internet, dan sebagainya. Fungsi Media
Campaign adalah komunikasidanpromosi
program, Merawatdonatur dan Mendapatkanpenghasilan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa Iklan, Laporankeuangan, Liputan program, Profildonatur atau Profilpenerimabantuan.
Penutup
Experience is the best
teacher, pengalamanadalah guru yang terbaik. Menirupengalaman yang berharga
yang dimiliki orang lain merupakansatucara yang efektifuntukbelajarnetworkingdan fundraising. Kerjasama yang efektifmembutuhkankerjakeras,
kemampuanberkomunikasidanpengetahuan yang cukupmendalamdengansegalatekniknya.Tulisan ini adalah sebagian terkecil dari pola dan
strategi networkingdan fundraising TBM yang sebenarnya sudah
popular itu. Tetapi kita berharap dari yang kecil ini bisa menumbuhkan potensi
dini yang belum tumbuh, sehingga bisa memberi peluang yang lebih besar untuk
berinisiatif dan berkreasi bagi organisasi-organisasi pemuda Islam di negeri
ini. Wallahu’alambishawab.
Langganan:
Postingan (Atom)